Minggu, 13 September 2015

Manfaat Sarapan Pagi Untuk si Buah Hati

193
SHARES


Terkadang memang cukup sulit untuk anak-anak dipagi hari untuk menyantap sarapan pagi sebelum pergi ke sekolah. Hal ini disebabkan karena mood anak yang belum bergairah dan suasana pagi yang kurang kondusif sering membuat anak kerap kali melewatkan sarapan pagi yang akhirnya menjadi sebuah kebiasaan. Lantas apakah penting sarapan pagi bagi anak-anak sebelum berangkat ke sekolah? jawabannya amat penting. (Baca : Menjaga Gaya Hidup Sehat Untuk Anak)
Menurut hasil dari sebuah studi mengungkapkan sarapan yang bergizi amat bermanfaat untuk anak. Terutama untuk anak yang selalu melewatkan sarapan paginya sebelum berangkat ke sekolah dapat berpengaruh terhadap fisik dan psikologisnya, yang pada akhirnya jika hal ini terjadi, akan berpengaruh pada proses dan hasil belajar anak-anak yang menjadi lebih menurun. Salah satu tanggung jawab utama orangtua adalah mendidik anak-anaknya hingga mereka berhasil.
Jadi dengan demikian, menyediakan anak-anak sarapan yang sehat sebelum mereka pergi berangkat sekolah tergolong sebagai tugas penting untuk menunjang keberhasilan pendidik anak disekolah. Studi dari Inggris menyoroti anak-anak yang tidak menyantap sarapan pagi dengan anak yang selalu menyantap sarapan pagi sebelum pergi ke sekolah, memiliki perbedaan yang signifikan.
Anak yang selalu menyantap sarapan, terlihat lebih segar dan siap menerima pelajaran disekolah, hal ini berbeda dengan anak yang tidak menyantap saapan, mereka lebih cenderung muram dan sering tidur di sekolah. Pada dasarnya, anak-anak yang sulit menyantap sarapan, bermula dari sebuah kebiasaan yang dijalankan terus menerus, untuk itulah, mulai saat ini sudah menjadi tugas orang tua untuk kembali memberlakukan sarapan sebelum anak-anaknya pergi ke sekolah.

Berikut ada beberapa manfaat lain yang bisa didapatkan si buah hati ketika membiasakan rajin menyantap sarapan sebelum pergi sekolah :

1. Menguatkan Tubuh
Anak-anak yang seringkali melewatkan menyantap sarapan pagi, cenderung lebih rentan mengalami fisik yang lemah. Tidak menyantap sarapan pagi, dapat membuat tubuh anak terasa lemas dan daya konsentrasi dalam menyimak pelajaran yang ia dapat menjadi menurun. Hal ini disebabkan karena perut yang kosong tidak memiliki energi. Efek lainnya yang mungkin timbul adalah berat badan anak yang tidak ideal dan fisik tubuh yang terlihat kurus.
2. Meningkatkan Daya Konsentrasi Anak
Karena energi yang dibutuhkan tubuh anak sudah tercukupi melalui sarapan pagi, maka akan membuat daya konsentrasi anak menjadi lebih kuat, yang mana hal ini akan berbeda dengan anak yang sering melewatkan sarapan pagi, jika tidak terkendali, bisa-bisa mereka tertidur di dalam kelas. Daya konsentrasi yang baik akan membuat hasil belajar anak menjadi lebih maksimal.
3. Membudayakan Hidup yang Sehat
Membiasakan menyantap sarapan pagi sebelum memulai aktivitas, termasuk pergi kesekolah akan sekaligus mengjarkan si kecil untuk menjalankan budaya hidup sehat. Kebiasaan seperti ini diharapkan akan terus berlanjut hingga si kecil berusia dewasa dan akhirnya berkeluarga. Selain itu, membiasakan sarapan pagi, akan meminimalisir kemungkinan si kecil untuk jajan sembarangan, dikarenakan perutnya sudah terisi.
4. Menjaga Kesehatan
Sarapan pagi yang kaya akan gizi dan nutrisi dapat menjaga sistem kekebalan tubuh si kecil agar tetap kuat terjaga. Dengan demikian, ia akan terhindar dari serangan penyakit akibat virus maupun racun. Lemahnya sistem imunitas, bisa saja dipengaruhi karena kurangnya asupan gizi dipagi hari.
Demikian beberapa manfaat yang bisa didaptkan si kecil jika ia membiasakan untuk menyantap sarapan pagi sebelum pergi ke sekolah.

Sabtu, 12 September 2015

Kenali rasa takut anak

Buah hati Anda sering merasa takut pada benda-benda kecil yang tidak berbahaya, atau hal-hal yang seharusnya tidak mengerikan? Atau ia kerap menjadi penakut jika berada di suatu tempat?

250 views   |   1 shares
  • Berjalan-jalan dengan anak adalah kegiatan yang amat menyenangkan. Menghabiskan waktu dengan bersenang-senang, menikmati sinar matahari pagi di taman, dan berolahraga bersama, dapat menyehatkan tubuh serta mendekatkan hubungan orangtua-anak. Namun, bagaimana jika kebahagiaan tadi kemudian terusik dengan jeritan kencang dan tangisan anak saat melihat laba-laba yang tiba-tiba hinggap di tangannya.
    Ya, laba-laba kecil yang biasa menjalin sarang di antara pohon. Laba-laba yang tidak menakutkan dan bisa hilang lenyap begitu saja dari pandangan dengan sekali tiupan. Buat Anda, binatang mungil ini tidak menakutkan sama sekali. Namun anak Anda, entah mengapa begitu ketakutan. Hal ini akan membuat acara seru Anda berubah menjadi sendu. Kemudian anak akan berubah menjadi si penakut yang enggan menghabiskan waktu di taman.
    Sayang sekali kan?
    Untuk itu, sebaiknya Anda mengenal dulu, apa saja yang termasuk rasa takut. Menurut Psikolog Anna Surti Ariani, ada beberapa istilah yang berkaitan dengan rasa takut. Ada khawatir, cemas, dan fobia.
  • 1. KHAWATIR adalah cemas yang wajar untuk memikirkan sesuatu yang belum terjadi. Sebetulnya punya perasaan khawatir itu baik kok, karena bikin kita lebih waspada. Contoh: khawatir ketinggalan barang penting, maka kita akan cek lagi isi tas kita, kumpulkan barang-barang yang perlu dibawa di satu tempat. 2. CEMAS adalah khawatir berlebihan untuk sesuatu yang belum terjadi. Misal: ketika mendung anak cemas akan ada guntur, padahal guntur belum terjadi. Penelitian Eley dkk (2003) mengatakan bahwa anak mulai bisa cemas pada usia sekitar 4 tahun. Kalau masih lebih muda belum bisa cemas. 3. FOBIA adalah ketakutan berlebihan dan cenderung menetap pada sesuatu yang tidak menakutkan. Contoh fobia ruang tertutup, atau hewan kecil, yang sebetulnya tidak apa-apa. Tapi jika dia takut berlebihan bisa dibilang fobia.

    Selain itu, ada beberapa hal/obyek yang sering membuat anak takut. Tiap usia punya sumber ketakutan sendiri lho. Berikut ini beberapa sumber takut anak menurut "Abnormal Child Psychology 3rd ed" karangan Eric J Mash & David A Wolfe (2005).
    • Usia 0-6 bulan: kehilangan orang yang ada dekat dia (misal: anak bangun tidak ada orang dekat dia), suara keras (misal: geledek, helikopter lewat). - Usia 7-12 bulan: orang asing (jarang/tidak pernah ketemu), juga obyek yang sangat besar atau yang hadir secara tiba-tiba - bikin kaget anak. - Usia 1 tahun: orang asing, luka (milik sendiri/orang lain), toilet (kalau dipaksa toilet training), terpisah dari orangtua. - Usia 2 tahun: suara keras, binatang, ruang gelap, terpisah dari orangtua, mesin yang bergerak sendiri. - Usia 3 tahun: topeng, kegelapan, binatang-binatang tertentu (biasanya yang jarang dilihat, atau yang bergerak tiba-tiba), terpisah dari orangtua - Usia 4 tahun: terpisah dari orangtua, binatang, kegelapan, suara keras/aneh - Usia 5 tahun: binatang, orang yang tampangnya menurut dia jelek/mengerikan, gelap, terpisah dari orangtua, luka di tubuh - Usia 6 tahun: sesuatu supernatural (hantu, penyihir), luka, kilat dan guntur, gelap, tidur sendiri, terpisah dari orangtua - Usia 7-8 tahun: sesuatu supernatural, kegelapan, sendirian, luka di tubuh - Usia 9-12 tahun: ulangan / PR di sekolah, tampil depan teman, luka, kilat dan guntur, kematian, penampilan dirinya Perhatikan bahwa sumber takut ini mirip-mirip saja sebetulnya: gelap, terpisah dari orangtua, binatang, hal-hal yang besar dan tidak bisa kita kontrol dan muncul mendadak. Dengan mengenal jenis ketakutan dan fase ketakutan, orangtua bisa menilai, apa yang sedang dialami seorang anak.
    Jika bentuknya fase karena usia, yang bisa dilakukan hanyalah menjadi pelindung yang baik untuk anak. Temani dan tumbuhkan rasa percaya dirinya perlahan-lahan. Namun jika ketakutan tersebut cenderung berlebihan, maka Anda harus lebih konsisten lagi untuk mendampinginya. Kenalkan anak pada Tuhan, dan ajarkan bahwa Tuhan menjaganya setiap saat. Ceritakan juga bahwa yang ditakutinya kadang merupakan hal yang amat baik.
    Tapi jika ketakutan tidak juga mereda dan malah bertambah parah, tidak ada salahnya jika Anda mulai berkenalan dengan psikolog keluarga. Mintalah bantuan pada ahlinya, agar Anda tidak menjadi panik dan malah kerap naik pitam karena tidak sabar dengan rasa takut yang dialami anak. Sebab hal ini malah menyebabkan rasa takut makin menjadi.

Rabu, 09 September 2015

Lowongan Kerja

Ceria Day Care Membutuhkan 1 orang Pendamping Anak

Syarat-syarat :
1. Perempuan
2. Sehat jasmani dan rohani
3. Sayang dan menyukai dunia anak-anak
4.Di utamakan hafal surat pendek dan doa sehari-hari
5. minimal lulusan MAN/SMK/SMA
6. Menyerahkan surat lamaran kerja ( FC KTP yang masih berlaku, Foto 4x6=2 lembar, fc ijazah terakhir legalisir, surat keterangan dokter, surat SKCK, dan fC sertifikat ketrampilan lain yang mendukung )

Kirim langsung ke Kantor CERIA DAY CARE :
Kenteng Rt 03 Rw 03 No 54
Kejiwan-Wonosobo

Pendaftaran Anak Asuh Baru


CERIA DAY CARE
Tempat Penitipan Anak
Alamat : Kenteng Rt 3 Rw 3 Kejiwan Wonosobo
HP 0858-2807-3179
Pin BB 74e8931b
====================================================================

Membuka Pendaftaran ........
Syarat Penerimaan anak asuh Ceria Day Care.....

1. Mengisi Formulir Pendaftaran
2. Menyerahkan FC Akta Lahir anak, FC KK dan FC KTP Orang Tua
3. Susu,Pampers dan makanan dari orang tua
4. Membawa baju ganti, sikat dan pasta gigi sendiri
5. Biaya Penitipan :
                             a. Biaya Pendaftaran Rp 100.000;
                             b. Harian Rp 15.000;
                             c. Mingguan Rp 120.000;
                             d. Bulanan Rp 350.000;

Ayo Buruan, Tempat Terbatas!


Manfaat Sarapan Untuk Prestasi Anak


Sarapan bagi anak ternyata mempengaruhi prestasi belajar anak di sekolah menurut Ronald E. Kleinman, M.D., dokter spesialis gastroenterologi anak serta pakar nutrisi yang mengajar di Harvard University, Amerika.

“Secara rata-rata, anak yang tidak pernah sarapan memiliki daya pikir dan kemampuan mengingat yang lebih rendah dibandingkan mereka yang makan setiap pagi,” ujar dr. Kleinman.

Sejumlah studi membuktikan pernyataan tersebut. Di Inggris, pernah dilakukan serangkaian penelitian terhadap 600 orang murid mengenai pengaruh kebiasaan sarapan dan performa anak di sekolah. Hasilnya, dibandingkan rekannya yang terbiasa menyantap sarapan, anak-anak yang tidak pernah makan pagi ternyata lebih sulit berkonsentrasi, lambat menanggapi, dan memiliki perhatian amat rendah terhadap pelajaran. Gerak-gerik mereka juga lebih lamban dan cenderung lekas tersinggung.

Itu sebabnya, di Amerika diadakan program Makan Pagi di Sekolah (School Breakfast Program) bagi anak-anak sekolah dasar yang datang dari keluarga berpenghasilan rendah. Sejak program tersebut dimulai pada tahun 1996, menurut Dr. Keith Ayoob, asisten profesor di bidang pendidikan dari Albert Enstein College of Medicine, New York, terlihat peningkatan kualitas para siswa dari sisi akademis. “Perut kosong memang bukan kondisi ideal untuk proses belajar,” kata Dr. Ayoob.

Rutinitas sarapan berperan pula menghindari risiko obesitas pada anak-anak. Menurut dr. Sri Nasar, anak yang tidak sarapan cenderung merasa kelaparan sepanjang hari, lalu makan dalam porsi besar pada jadwal makan siang dan malam. “Juga, mereka cenderung lebih banyak mengemil makanan yang tidak sehat, seperti permen, cokelat, dan gorengan, untuk mengatasi rasa lapar. Jika nafsu makan tidak terkendali, risiko obesitas amat mungkin terjadi,” ujarnya.

Sumber : 
http://www.parenting.co.id/usia-sekolah/manfaat+sarapan+untuk+prestasi+anak